Adapun untuk ekosistem baterai kendaraan listrik akan digarap bersama enam perusahaan patungan alias Joint Venture Company (JVco).
Masing-masing perusahaan patungan tersebut akan menggarap di sektor pertambangan, fasilitas pengolahan bijih nikel atau RKEF dan industrial park, fasilitas ekstraksi nikel dan kobalt dari bijih nikel atau HPAL, fasilitas produksi material baterai, fasilitas produksi baterai sel, hingga fasilitas daur ulang baterai.
"Dari 6 joint venture ini 5 akan beroperasi di Halmahera Timur, Maluku Utara, dan 1 akan beroperasi di Karawang Jawa Barat untuk fasilitas produksi baterai sel di 2029," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Achmad mengungkapkan total kebutuhan investasi untuk membangun 6 fasilitas produksi ekosistem baterai kendaraan listrik mulai dari penambangan hingga fasilitas daur ulang baterai ini sebesar USD5,9 miliar atau setara Rp95,99 triliun.
(NIA DEVIYANA)