Namun APBN 2022 per Oktober ini justru mengalami defisit. Ini adalah defisit pertama kali di tahun 2022 setelah sebelumnya mencetak surplus 9 bulan beruntun. Defisit APBN hingga bulan kesepuluh sebesar Rp169,5 triliun.
"Defisit Rp169,5 triliun atau 0,91% dari PDB. Sedangkan target di Perpres 98/2022, defisit Rp840,2 triliun atau 4,50% dari PDB. Artinya, realisasi defisit masih jauh lebih rendah dari Perpres," jelas Sri Mulyani.
Untuk realisasi pembiayaan anggaran, sambungnya, turun drastis 27,7% menjadi Rp439,9 triliun di periode hingga Oktober 2022.
"Ini menggambarkan turning poin APBN yang lebih baik," ujar Sri Mulyani.