"Kalau melihat saat ini makin berat saya rasa, cost overrun ini kan dihitung dari konstruksi yang membengkak, ada kenaikan suku bunga. Tapi ada faktor baru, pada saat kereta beroperasi komersil, itu nanti ada biaya maintenance, ada biaya yang keluar karena operasional, ini kita belum bicara (biayanya)," lanjutnya.
Sehingga, di samping harus membayar biaya konstruksi yang membengkak itu, maka negara akan memberikan penjaminan atas biaya operasional hingga maintenance atau pemeliharaan ketika dioperasikan.
"Begitu ada berbagi kondisi di mana kereta api misalnya dinilai tidak sanggup lagi membayar pinjaman dan tidak sanggup lagi membiayai operasional KJCB, maka di situ akan masuk dalam balance APBN," kata Bhima.
Sebab, menurutnya, APBN sebetulnya tidak perlu menjadi jaminan apabila pada saat perencanaan, proyek sudah diukur detail mulai proyeksi penumpang, biaya operasional, biaya maintenance, hingga profit yang akan dihasilkan dari sebuah proyek.