"Misalnya, saya mau ekspor, diminta izin dari Kemendag, lalu dari BPOM bilang harus ada sertifikat halal. Padahal negara tujuan ekspor enggak minta itu. Tapi kita tetap harus urus karena aturannya begitu di sini,” kata dia.
“Masih banyak perbedaan penafsiran di antara lembaga pemerintah sendiri. Ini membuat proses bisnis jadi tidak efisien dan mahal,” katanya.
Tak hanya soal perizinan dan aturan, Arief juga menyebut keamanan usaha di beberapa wilayah masih menjadi persoalan. Dia menyinggung keberadaan kelompok-kelompok tertentu yang kerap menimbulkan tekanan pada pelaku usaha.
“Belum lagi preman ya. Ormas-ormas itu,” ujar Arief.
(Dhera Arizona)