IDXChannel - Arab Saudi akan melakukan pemotongan pasokan minyak tambahan sebanyak satu juta barel per hari pada Juli. Hal ini akan membawatingkat produksi Arab Saudi ke level terendah dalam beberapa tahun ke belakang di tengah penurunan harga minyak mentah.
Langkah Arab Saudi berbeda dengan dua sekutu utamanya di OPEC+. Rusia tidak membuat komitmen untuk memangkas produksi lebih dalam, sementara Uni Emirat Arab justru mengamankan kuota produksi yang lebih tinggi untuk 2024.
“Kami akan melakukan apapun yang diperlukan untuk membawa stabilitas ke pasar,” kata Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, dilansir dari Bloomberg pada Senin (5/6/2023).
Dalam pertemuan pada akhir pekan lalu, negara OPEC+ lainnya tidak menawarkan tindakan tambahan untuk menopang pasar saat ini, tetapi berjanji untuk mempertahankan rencana pemotongan yang ada hingga akhir 2024.
Pemenang utama dari pembicaraan OPEC+ pada akhir pekan lalu adalah Uni Emirat Arab, yang dapat menaikkan batas produksinya tahun depan dengan mengorbankan beberapa anggota Afrika, yang diminta menyerahkan sebagian dari kuota mereka yang tidak terpakai.
Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Al Mazrouei berterima kasih kepada rekan-rekannya atas peningkatan tersebut dan menyatakan kesetiaan negaranya kepada kartel.
“Kami akan selalu mendukung OPEC dan akan selalu bersama,” kata Al Mazrouei.
Itu adalah pernyataan penting dari pihak yang sempat mengancam akan keluar dari grup jika tidak mendapatkan kuota yang lebih tinggi.