IDXChannel - Pendapatan Rusia dari komoditas minyak diklaim telah mengalami penurunan signifikan akibat kebijakan penetapan harga yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) bersama negara-negara Barat lainnya.
Sebagaimana diketahui, sanksi pembatasan harga dijatuhkan oleh AS dan negara-negara sekutunya sebagai imbas dari invasi militer yang dilancarkan Rusia ke Ukraina.
Kini, jelang penetapan pembatasan lanjutan, Eropa disebut berada dalam posisi yang baik dan menguntungkan untuk mengelola tekanan harga. Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat Departemen Keuangan AS, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (11/1/2023).
Negara-negara Kelompok Tujuh, Australia dan Uni Eropa tengah berencana memperpanjang sanksi terhadap Rusia, dengan menetapkan batas harga pada produk minyaknya, seperti bensin dan solar, pada 5 Februari mendatang.
Sebelumnya, koalisi tersebut telah menetapkan batas harga USD60 per barel pada penjualan minyak mentah Rusia melalui laut, akhir tahun lalu.
"Mereka (Rusia) kehilangan banyak uang setiap harinya dari kebijakan (pembatasan harga) itu. Dari setiap dolar yang hilang itu, akan lebih sedikit lagi yang dapat mereka gunakan untuk menopang ekonomi mereka, termasuk berinvestasi pada senjata untuk perang (melawan Ukraina) yang tidak sah ini," ujar pejabat tersebut, dalam wawancara jarak jauh.
Dalam pernyataannya tersebut, pejabat itu tidak menjelaskan lebih detil terkait kerugian pendapatan yang diderita oleh Rusia.
Namun, batas itu disebut telah meningkatkan biaya pengiriman pada beberapa kargo minyak Rusia, karena memaksa negara-negara pembeli untuk menggunakan armada bayangan kapal non-Barat, dan mengambil risiko dengan menggunakan asuransi yang kurang terpercaya.
Pernyataan pejabat ini menegaskan klaim yang sebelumnya disampaikan Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, pada Selasa (10/1/2023), yang menyebut bahwa para pejabat senior Rusia telah mengkonfirmasi adanya penurunan pendapatan akibat kebijakan batasan harga.
Namun, Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, membantah klaim AS tersebut, dengan memastikan bahwa produsen minyak di negara itu sama sekali tidak mengalami kesulitan dalam mengamankan kesepakatan ekspor, meski dibayangi sanksi Barat dan batasan harga.
Meski, Novak juga mengakui bahwa masalah utama minyak Rusia adalah diskon besar-besaran terhadap tolok ukur internasional dan kenaikan biaya pengiriman. (TSA)
Penulis: Hafiz Habibie