AS Punya 207 Perusahaan Unicorn, RI Punya Berapa?

IDXChannel - Pemerintah menargetkan ekonomi digital Indonesia akan berkembang pesat dalam beberapa tahun ke depan, salah satunya dengan muculnya perusahaan besar sekelas unicorn seperti yang halnya di Amerika Serikat (AS). Saat ini di AS, terdapat 207 perusahaan level unicorn.
Perusahaan Unicorn adalah sebutan bagi perusahaan yang memiliki nilai valuasi yang mencapai USD1 miliar atau sekitar Rp140 triliun.
“Kita sadar kita masih sama S curva, kita masih S yang terbawah, dengan 5 unicorn dengan USD1 triliun GDP. Dengan jumlah Unicorn per triliunnya itu menjadi 5. Amerika Serikat hari ini mempunyai 207 unicorn USD21 trilun GDP yang artinya setiap triliunnya itu GDP 10 unicorn,” ungkap Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, usai mengikuti rapat terbatas di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (10/6/2021).
Lufti mengungkapkan, pemerintah sadar bahwa ada beberapa hal yang mesti perbaiki di masa yang akan datang yaitu digital dan communication infrastruktur yang penting, kemudian concummer digital proteksi yang penting, tenaga kerja SDM yang mempunyai keterampilan khusus di bidang teknologi yang juga merupakan salah satu pilar yang penting. Innovation Ecosystem juga penting untuk menghidupkan digital ekonomi tersebut.
“Meskipun kita sadar ekonomi digital 4 persen pada hari ini tetapi jumlah pertisipasi contoh seperti di dalam industri makanan dan minuman hari ini kita punyai besaran Rp3.669 triliun tetapi yang baru dilayani oleh digital ekonomi baru Rp18 triliun,” ungkap Lutfi.
Ia menambahkan, ekonomi digital ini mesti tumbuh dengan adanya investasi dan juga dukungan dari pada financial asing di dalam industri digital Indonesia. Tetapi disaat yang bersamaan kita melihat bahwa industri digital di Indonesia seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak, mempunyai voting right dari bangsa Indonesia tetap dimiliki oleh orang-orang Indonesia. Dan ini merupakan suatu ekosistem yang penting dijalankan.
“Di masa yang akan datang pada hilirisasi digital ekonomi ini akan menyangkut pada 5 G, IOT (internet of things), artificial intelligence dan juga cloud computing. Dan ini akan menjadikan Indonesia berubah menjadi negara produsen yang baik, ini yang kita sebut second wave dari pada digital ekonomi,” tutup Lutfi. (RAMA)