sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Awal Tahun, Ekspor RI ke Afrika Selatan Meroket 138 Persen

Economics editor Shifa Nurhaliza
23/02/2021 22:10 WIB
Kementerian Perdagangan terus mendorong peningkatan produk ekspor Indonesia ke Afrika Selatan.
Awal Tahun, Ekspor RI ke Afrika Selatan Meroket 138 Persen (FOTO: MNC Media)
Awal Tahun, Ekspor RI ke Afrika Selatan Meroket 138 Persen (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Perdagangan terus mendorong peningkatan produk ekspor Indonesia ke Afrika Selatan. Hal ini terlihat pada Januari 2021 secara kuantitatif nilai ekspor ke beberapa kawasan potensial kerja sama tumbuh cukup tinggi.

Perjanjian perdagangan juga membuka pasar-pasar baru yang berkembang dan potensial bagi Indonesia. Ada dua wilayah utama yang ingin dikembangkan, yaitu pasar Afrika dan Amerika Selatan. Selain itu, ada wilayah Eropa Timur, Eropa Tenggara, Asia Selatan, dan Timur Tengah. 

“Salah satu perjanjian yang baru selesai yaitu Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (PTA), diharapkan menjadi pembuka jalan bagi pasar-pasar baru di Afrika bagian tengah dan selatan. Sedangkan untuk wilayah Amerika Selatan terdapat Indonesia-Chile CEPA yang juga terbukti meningkatkan utilitas pemanfaatan surat keterangan asal (SKA) secara signifikan,” ungkap Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, dalam Webinar “Economic Diplomacy for National Leader” yang diselenggarakan Bank Indonesia pada hari ini, Selasa (23/2/2021). 

Pada Januari 2021, secara kuantitatif, nilai ekspor ke beberapa kawasan potensial kerja sama tumbuh cukup tinggi. Ekspor ke Afrika Selatan tumbuh 138,15 persen (YoY) dan Afrika Timur tumbuh 57,7 persen (YoY). Selain itu, ekspor ke beberapa kawasan yang sudah memiliki perjanjian kerja sama perdagangan juga tumbuh cukup baik. 

Untuk kawasan Asia Tenggara pertumbuhannya 10,86 persen (YoY), sementara Australia tumbuh 22,77 persen (YoY). Wamendag menjelaskan, insentif lain sebagai kontribusi perjanjian perdagangan bagi ekonomi Indonesia yaitu meningkatnya investasi di berbagai sektor. 

“Meluasnya pasar dan makin mudahnya produk-produk alternatif untuk dipasarkan juga akan meningkatkan minat investor dalam berbagai skala, baik investasi dalam negeri maupun luar negeri. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi meningkat seiring dengan penyerapan tenaga kerja dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya. 

Kemendag, lanjutnya, berniat menyelesaikan target-target perjanjian perdagangan secepat mungkin. Tahun 2021, Kemendag menargetkan 12 perjanjian perdagangan baru termasuk IEU-CEPA yang saat ini memasuki perundingan putaran ke-10. 

“Kerja sama dan dukungan seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan di sini. Perjanjian perdagangan diharapkan bukan hanya memenuhi target dari segi kuantitas, melainkan juga kualitas. Perjanjian perdagangan juga harus memenuhi kebutuhan pelaku usaha dan masyarakat secara umum. Untuk itu, kami berharap semua pemangku kepentingan berkontribusi dengan memberikan masukan dan ikut memberikan dukungan atas isu-isu krusial, misalnya dalam isu kelapa sawit,” pungkas Wamendag. (RAMA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement