
Presiden KSPN Ristadi mengatakan mayoritas pabrik tekstil gulung tikar karena kurangnya permintaan produk.
"Berdasarkan data yang kami terima, karena order barang menurun. Bahkan ada perusahaan tekstil yang tidak mendapatkan order pembelian sama sekali," ujar Ristadi saat dihubungi, Selasa (11/6/2024).
Ristadi mengatakan, menurunnya permintaan produk TPT yang diproduksi oleh pabrik dalam negeri lantaran kalah bersaing secara harga dengan barang impor, khususnya dari China.
"Pabrik-pabrik tekstil tersebut sebenarnya sudah berusaha untuk bertahan dengan inovasi menjual barangnya sendiri, tetapi kemudian tidak laku juga terutama di pasa lokal" kata Ristadi.
Data BPS mencatat, selama periode 2013-2022 volume tekstil dan barang tekstil impor yang masuk ke Indonesia rata-rata mencapai 2,16 juta ton per tahun, dengan rata-rata nilai impor USD8,8 miliar tiap tahunnya.