Di sisi lain, Bahlil mengungkapkan dinamika geopolitik yang ada telah menyebabkan resesi dan krisis di berbagai belahan dunia.
"Oleh karena itu, diperlukan investasi berkelanjutan yang dapat mendorong pembangunan yang lebih inklusif, adil, dan merata bagi semua," katanya.
Hal itu termasuk pula tren ramah lingkungan yang kini tengah digandrungi dunia.
"Pemerintah fokus terhadap pembangunan industri yang ramah lingkungan dan menggunakan sumber energi baru terbarukan,” kata dia.
Di sisi lain, sumber daya alam Indonesia yang melimpah harus dapat dikelola secara bijak dan berkelanjutan lewat hilirisasi dan industrialisasi guna memberikan nilai tambah maksimal untuk kepentingan nasional, misalnya meningkatkan ekspor, menghasilkan devisa, meningkatkan pendapatan negara, serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Kementerian Investasi telah menetapkan peta jalan hilirisasi investasi strategis dengan potensi 545,3 miliar dolar AS sepanjang 2023-2035 untuk 21 komoditas dari delapan sektor prioritas meliputi sektor mineral dan batu bara, minyak dan gas bumi, serta perkebunan, perikanan, kelautan, dan kehutanan.
(NIY)