Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah tengah menyiapkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2035 dengan kapasitas tambahan transmisi sekitar 48 ribu kilometer sirkuit (kms). Langkah ini diharapkan menjadi jawaban percepatan pemanfaatan panas bumi.
Bahlil mendorong investor untuk melirik sektor ini mengingat prospek ekonomi yang cerah. Dalam ketentuan Kementerian ESDM, tarif listrik geothermal untuk tahap pertama (10 tahun) ditetapkan sebesar 9,5 sen dolar AS per kWh.
"Hitungan saya, break even point (BEP) bisa dicapai dalam 8 tahun kalau belanja modal tidak di-mark up. Untuk 20 tahun berikutnya, tarifnya turun menjadi 7,5 sen per kWh," ujar Bahlil.
(Rahmat Fiansyah)