Dalam kajian tersebut, lanjut Budi, strategi untuk membagun JTTS bisa melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan pemerintah hingga dilakukan asset recycling pada ruas tol JTTS.
Untuk PMN, pemerintah telah menginjeksi anggaran sebesar Rp 52,3 triliun untuk pembangunan 14 ruas tol. Sementara, sisa anggaran yang dibutuhkan untuk Hutama Karya pada pembangunan tahap I dan II Jalan Tol Trans Sumatera mencapai Rp 60,23 triliun.
"Jadi kajian komprehensif Tol Trans Sumatera ini memang strateginya adalah saat ini dengan PMN. Kemudian beberapa ruas yang sudah layak dan dari segi finansial itu dilepas, di recycle," katanya.
Sementara terkait asset recycling, budi mengaku sudah ada pembicaraan dengan sovereign wealth fund (SWF) atau Indonesia Investment Authority (INA).