Dua diantaranya yakni Bandara Internasional Soekarno Hatta Tangerang dan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.
“Kementerian perhubungan itu mencatat secara data statistik dan dari waktu ke waktu, sesungguhnya bandara yang paling sibuk dari sekian semua yang dibuka itu adalah Bali dan Jakarta,” ujar Nia.
“Tentu dengan pertimbangan banyak, lah. Nggak mungkin sebuah kebijakan yang besar ini tanpa pertimbangan. Karena itu tadi, secara statistik, secara data, yang paling dipakai yang dioptimalkan ya cuma dua ini, gitu. Mostly ya,” sambungnya.
Nia juga menjelaskan, keputusan tersebut juga berkaca pada banyak negara yang juga tidak membuka penerbangan untuk wisatawan mancanegara, sehingga statusnya bukan bandara internasional.
Menurut Nia, hal tersebut juga dipertimbangkan berdasarkan kemudahan pemantauan. “Itu sih poinnya kenapa mereka menutup yang lain karena tidak semua negara atau tidak banyak negara juga membuka seluruh portnya, jadi saya kira ini mungkin tentu dengan pertimbangan yang sudah dipikirkan matang-matang,” pungkasnya.
(FRI)