sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bangun Pabrik Gula, Kemenperin Siapkan Fasilitas Rencana Investasi AKS

Economics editor Oktiani Endarwati
08/11/2021 06:34 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, kehadiran AKS di Indonesia dapat membantu memenuhi kebutuhan gula nasional.
Bangun Pabrik Gula, Kemenperin Siapkan Fasilitas Rencana Investasi AKS. (Foto: MNC Media)
Bangun Pabrik Gula, Kemenperin Siapkan Fasilitas Rencana Investasi AKS. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) siap memfasilitasi rencana investasi Al Khaleej Sugar Co atau AKS yang merupakan produsen terbesar gula di kawasan Timur Tengah dan lima besar dunia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, kehadiran AKS di Indonesia dapat membantu memenuhi kebutuhan gula nasional. Adapun total kebutuhan gula nasional sekitar 6,7 juta ton.

"Terdapat beberapa cara untuk mengurangi impor gula, di antaranya dengan menyiapkan lahan perkebunan tebu dan mendorong proses transformasi digital," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (7/11/2021).

Sementaa itu Plt. Dirjen Industri Agro Putu Juli Ardika menyampaikan bahwa pihaknya akan memfasilitasi rencana investasi AKS. "Jika terwujud, investasi ini akan membantu pemenuhan kebutuhan gula nasional dan juga kebutuhan energi di Sulawesi dan kawasan Timur Indonesia," jelas Putu. 

Putu menuturkan, selain memproduksi gula, AKS juga berencana untuk memproduksi sumber energi alternatif dari produk samping pengolahan gula tebu. Hasil samping proses produksi gula tebu yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi baru dan terbarukan antara lain bioetanol untuk subtitusi BBM dari minyak bumi, dan biomassa dari bagas tebu sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik.

Putu optimistis, investasi AKS di Indonesia akan dapat membantu pemenuhan gula dalam negeri, mendukung program substitusi impor, dan memproduksi energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. 

"Karena dia besar investasinya, dia mau memproduksi sekitar 750.00 ton per tahun. Dia sangat tertarik dan kita sedang membuat langkah-langkahnya supaya dia bisa berinvestasi," tuturnya.

Guna mendorong investasi raksasa gula UEA itu, lanjut Putu, Kemenperin telah mengundang pihak AKS untuk datang ke Indonesia dan melihat potensi tersebut. "Untuk menghasilkan tebu sebanyak 750.000 ton tersebut, dibutuhkan sekitar 100.000 hektar lahan tebu," ungkapnya.

Saat ini, lahan yang diproyeksikan untuk ditanami tebu itu terdapat di Sulawesi. Selain memproduksi gula, AKS juga tertarik dengan produk turunan lainnya dari tebu, yakni biomassa yang dapat dijadikan energi listrik dan etanol untuk pencampuran bahan bakar.

Biomassa merupakan produk samping gula dengan jumlah mencapai 30% dari setiap produksi gula. Etanol ini terbuat dari produk samping proses gula yang bernama molasis dengan jumlah sebesar 4%, jelasnya.

Putu menambahkan, etanol berperan untuk meningkatkan oktan bahan bakar. Umumnya untuk kendaraan roda empat sudah bisa menggunakan bahan bakar dengan kandungan etanol 20%, sementara kendaraan roda dua 10%. "Di dalam negeri sendiri, kebutuhan etanol masih sangat besar dan belum dipenuhi oleh produksi dalam negeri," tandasnya.

Sejalan dengan rencana investasi AKS, pemerintah pun berkeinginan untuk menjadikan industri gula nasional dapat menerapkan teknologi Industri 4.0 dan lebih lebih ramah terhadap lingkungan.

Melalui teknologi industri 4.0 atau digitalisasi, akan terjadi efisiensi yang pada gilirannya akan memberi nilai tambah bagi produk-produk Indonesia, termasuk gula. (TYO)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement