IDXChannel - Momen Ramadan dan Lebaran 1433 H benar-benar menjadi momentum bagi industri tekstil domestik untuk beranjak pulih dari tekanan akibat pandemi COVID-19. Hal ini setidaknya terlihat dari optimisme para pelaku tekstil dalam negeri yang tak ragu berinvestasi mesin baru atau menambah mesin produksi seiring dengan banyaknya pesanan yang datang jelang Lebaran.
"Di pasar domestik sudah ada pelonggaran aktivitas, daya beli juga mulai kembali pulih, pemerintah juga sudah keluarkan kebijakan seperti safeguard garmen dan kain. Ini membuat industri kita bergerak dari hulu sampai hilir kembali normal, bahkan ada beberapa perusahaan pembuatan kain mulai melakukan investasi mesin baru," ujar Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSBFI), Redma Gita Wirawasta,dalam diskusi di Market Review IDX Channel, Jumat (1/4/2022).
Menurut Redma, permintaan konsumen jelang Ramadan dan Lebaran mengalami peningkatan yang signifikan, sehingga membuat perusahaan harus menambah kapasitas produksi yang dimilikinya. "Bahkan saya dapat laporan dari teman-teman IKM (industri kecil menengah), banyak dari mereka yang kekurangan tenaga kerja karena banyaknya pesanan jelang Lebaran," kata Redma.
Sementara itu, Redma membeberkan, kenaikan utilitas kapasitas produksi di sektor hulu pada rayon meningkat hampir 95 persen, padahal biasanya hanya sekitar 80 persen. "Kemudian di polyester kini juga sampai 85 persen, biasanya di bawah 70 persen. Artinya peningkatan yang sama juga terjadi pada sisi hilirnya di momen lebaran tahun ini," imbuhnya.
Kendati demikian, ada yang ia khawatirkan, yaitu masuknya barang impor secara ilegal. Menurutnya, itu akan mereduksi kinerja produk lokal di pasaran.