“Artinya, kita tidak bisa langsung mengonversi dengan nilai tukar saat ini karena itu adalah nilai tukar PPP base-nya 2017. Makanya angka konversinya akan berbeda,” kata dia.
Lebih jauh kata Amalia, garis kemiskinan global dari Bank Dunia tidak serta-merta diterapkan di semua negara.
“Bank Dunia sendiri juga menyampaikan bahwa global poverty line yang ditetapkan Bank Dunia itu tidak sekonyong-konyong langsung diterapkan oleh masing-masing negara. Karena secara bijak tentunya masing-masing negara itu harus bisa memiliki national poverty line atau garis kemiskinan di negara masing-masing yang diukur sesuai dengan keunikan maupun karakteristik dari negara tersebut,” ujarnya.
Amalia menuturkan, Indonesia menggunakan garis kemiskinan nasional yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing provinsi.
“Sehingga dengan demikian apabila bapak ibu perhatikan lebih detail, selain poverty line atau garis kemiskinan standar bank dunia, itu banyak negara yang memiliki garis kemiskinan di masing-masing wilayahnya yang dihitung sendiri. Berdasarkan keunikan dan standar hidupnya,” kata dia.
“Dan garis kemiskinan yang Indonesia miliki dan garis kemiskinan yang digunakan untuk menghitung angka kemiskinan tentunya kita memiliki garis kemiskinan masing-masing provinsi yang berbeda-berbeda. Sehingga waktu kita menghitung angka kemiskinan, basisnya bukan national poverty line, tapi angka kemiskinan di masing-masing provinsi yang kemudian kita agregasi jadi angka nasional,” ujar Amalia.