sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bapanas: Panen Beras di Semester Kedua 2025 Berpotensi Melandai

Economics editor Tangguh Yudha
29/06/2025 16:40 WIB
Produksi beras nasional mencatat hasil positif pada semester pertama 2025. Namun di semester kedua, produksi diprediksikan melandai.
Harga gabah petani akan mulai bergerak naik ketika tren produksi beras menurun (ilustrasi). (Foto: Arsip)
Harga gabah petani akan mulai bergerak naik ketika tren produksi beras menurun (ilustrasi). (Foto: Arsip)

IDXChannel – Produksi beras nasional mencatat hasil positif pada semester pertama 2025. Namun, tantangan menunggu di semester kedua, seiring dengan berakhirnya masa panen raya yang terjadi pada Maret dan April lalu.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, memasuki paruh kedua tahun, produksi beras cenderung melandai. Hal itu berpotensi mendorong harga gabah di tingkat petani naik, sehingga peran pemerintah dalam stabilisasi harga dan pasokan menjadi sangat krusial.

"Panen kita dalam 1-2 bulan ke depan bukan big harvest lagi. Maret dan April itu panen raya setara beras sampai 10 juta ton. Sekitar 2,5-2,6 juta ton sudah masuk ke Bulog, berarti sisanya 3/4 ada di penggilingan padi, baik di masyarakat luas dan di petani. Biasanya karena tren produksi menurun, harga gabah petani akan mulai bergerak naik," kata Arief dalam pernyataan resminya, Minggu (29/6/2025).

Data Panel Harga Pangan NFA per 26 Juni menunjukkan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani mencapai Rp 6.733 per kilogram. Angka ini 3,58 persen lebih tinggi dibanding Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kilogram. Kenaikan ini juga mencatat tren peningkatan sebesar 1,69 persen dibandingkan harga sebulan sebelumnya.

Meski menghadapi tantangan, Arief menegaskan bahwa langkah mitigasi pemerintah telah berada di jalur yang tepat. Ini lantaran pemerintah memiliki stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang kuat dan strategi penyaluran beras ke masyarakat telah disiapkan.

Sebagai bagian dari strategi stabilisasi, Arief mengungkap, pemerintah akan menggulirkan bantuan pangan beras kepada 18.277.083 keluarga penerima manfaat (KPM). Selain itu, program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) akan terus berjalan dengan target penyaluran maksimal hingga 1,318 juta ton beras ke pasar hingga akhir tahun 2025.

"Ini saatnya tugas pemerintah menggunakan stok Bulog yang ada," ujarnya.

(Ahmad Islamy Jamil)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement