"Jadi nanti akan ada adjustment tapi ini sekarang dalam finalisasi, angka itu udah di kepala kita semua, semua pelaku usaha, kementerian dan lembaga sudah diajak diskusi, meeting satu kali lagi lalu kita putusin," ujar Arief.
Arief menjelaskan, harga acuan beras baru ditetapkan setelah penetapan harga komoditas jagung, telur hingga daging lantaran Bapanas masih melihat harga beras di pasaran belum normal karena berbagai hal.
Maka dari itu, saat ini pihaknya tengah melakukan hitung-hitungan yang pas agar tidak salah menetapkan harga acuan beras yang baru.
"Kalau harga (saat) ini yang dipakai buat patokan, itu nggak normal. Jadi sekarang kita hitung betul-betul berapa cost structure biaya produksi setelah ada kenaikan BBM, biaya setelah kenaikan listrik, vertilizer, cost per unitnya itu berapa," tutup Arief. (RRD)