"Perkembangan saraf bayi bersifat subjektif, karena laporan didapat dari pengakuan orangtua," terang studi tersebut.
Terlepas dari itu, studi lain baru-baru ini mengungkapkan bahwa ibu hamil yang terpapar infeksi virus, apapun itu, dapat meningkatkan risiko lahirkan bayi dengan keterlambatan perkembangan saraf dengan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh yang pada akhirnya memengaruhi perkembangan otak.
Bahkan, studi lainnya lebih spesifik pada paparan Covid-19 bahwa ibu yang terinfeksi virus corona mengalami masalah seperti pertumbuhan janin yang buruk, bahkan berisiko lahirkan bayi berat badan rendah atau bayi prematur.
"Dengan jutaan bayi yang mungkin terpapar Covid-19 di dalam rahim, dan bahkan banyak ibu yang hidup di bawah tekanan pandemi, ada kebutuhan kritis untuk memahami efek perkembangan saraf bagi generasi mendatang," tambah Dumitriu yang merupakan asisten profesor pediatri dan psikiatri Universitas Columbia.
(IND)