Berdasarkan data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), lifting minyak pada Q1 2022 tercatat hanya sebesar 521,7 ribu barel minyak per hari (BOPD).
Lifting minyak ini hanya mencapai 74,21 persen dari target yang ditetapkan APBN yang mencapai 703 ribu BOPD. Sementara, lifting gas bumi mencapai 919.640 barel ekuivalen minyak per hari (BOEPD) atau sebesar 88,7 persen dari target APBN yang sebesar 1,036 juta BOPD. (Lihat tabel di bawah ini.)
Menurut Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam acara Drilling Summit Tahun 2022, Rabu (23/3), terjadi unplanned shutdown terutama di Blok migas Rokan dan Blok Cepu.
Kedua blok ini menjadi blok andalan produksi minyak nasional. Percepatan perizinan hingga ketersediaan rig pengeboran di lapangan juga menjadi faktor penghambat dalam mempengaruhi capaian produksi minyak.
"Banyak hal yang kita butuhkan percepatan perizinan hingga kecukupan rig," kata Dwi dalam acara Drilling Summit Tahun 2022, Rabu (23/3).
Menurut Dwi, rig pengeboran yang beroperasi saat ini setidaknya jumlahnya mencapai 34 unit. Rig pengeboran tersebut terdiri dari 25 unit rig darat (onshore) dan 9 unit rig laut (offshore).
Namun, ketersediaan rig yang ada ini rupanya belum dapat mengakomodir kebutuhan target pengeboran sumur migas yang sudah dicanangkan di tahun ini.
Banyaknya kendala yang harus dihadapi Indonesia dalam memproduksi minyak menyebabkan impor menjadi pilihan tak terhindarkan.
Hingga tahun 2021, pemerintah telah mengimpor minyak mentah dan minyak olahan siap pakai menjadi bahan bakar sebesar 42,13 juta ton.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total volume impor tersebut meningkat 14,07 persen, sementara nilainya melonjak 79,07 persen menjadi USD25,53 miliar atau setara Rp364,85 triliun (Kurs Rp14.308/USD). Jumlah ini cukup besar dan berpotensi membebani APBN.
Untuk mewujudkan swasebada energi, pemerintah perlu meningkatkan produksi migas nasional. Mengingat cadangan migas RI masih cukup besar, mencapai 3,95 miliar barel yang terdiri dari 2,25 miliar cadangan terbukti dan 1,7 miliar cadangan potensial di tahun 2021, berdasarkan data Kementerian ESDM. (ADF)