sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Begini Dampak Tren Suku Bunga Tinggi terhadap Kinerja Keuangan Mitratel (MTEL)

Economics editor Dhera Arizona Pratiwi
09/08/2024 20:45 WIB
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) mengaku tren suku bunga tinggi memberikan dampak terhadap kinerja keuangan semester I-2024.
Begini Dampak Tren Suku Bunga Tinggi terhadap Kinerja Keuangan Mitratel (MTEL). (Foto Istimewa)
Begini Dampak Tren Suku Bunga Tinggi terhadap Kinerja Keuangan Mitratel (MTEL). (Foto Istimewa)

IDXChannel - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) mengaku tren suku bunga tinggi memberikan dampak terhadap laba bersih (net income) selama semester I-2024 yang hanya tumbuh 4,1 persen. Namun, dampaknya tidak terlalu besar.

"Secara makro itu suku bunga cenderung naik terus dari awal 2023 sampai April 2024 cenderung naik. Kalau sudah naik, males turunnya dan ini ber-impact terhadap growth net income kita yang tidak cukup bagus, tapi tidak terlalu tinggi. Ini efek biaya bunga cenderung tinggi dan berdampak pada net income kita," ujar Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dalam media gathering di Labuan Bajo, NTT, belum lama ini.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Mitratel Ian Sigit Kurniawan menuturkan, ada dua hal yang kini tengah berupaya dikelola oleh perseroan dalam rangka menekan dampak tren suku bunga tinggi terhadap kinerja keuangan. Pertama, terkait pertumbuhan alat produksi yang berdampak terhadap depresiasi nilai.

"Otomatis depresiasi kita juga naik," ujar dia.

Kedua, dari aset-aset atau alat produksi yang diakuisisi oleh perseroan juga dikelola sewa lahannya. Sehingga, antara depresiasi dan amortisasi tumbuh 6,9 persen selama semester I-2024.

"Tumbuhnya karena selain kita melakukan perpanjangan sewa lahan aset-aset yang sudah jatuh tempo, tapi kita juga lakukan percepatan. Jadi, ada yang kurang setahun, dua tahun kita coba negosiasi sekarang supaya harganya lebih bagus. Tapi memang impact menambah beban amortisasi," katanya.

Namun, kata Ian, laba bersih perseroan sebenarnya tidak terlalu terpengaruh tren suku bunga tinggi lantaran perseroan juga melakukan manajemen bagaimana supaya mempunyai pinjaman, tapi tidak terlalu terpengaruh kenaikan suku bunga.

"Namun jangan lupa, terkait net income, kita juga manage. Sampai semester I-2024 Mitratel kita tidak terlalu berimpact (suku bunga). Karena kita juga melakukan manajemen bagaimana supaya kita punya pinjaman tapi tidak terlalu pengaruh kenaikan suku bunga," ujarnya.

Dia mengungkapkan, saat ini perseroan memiliki proporsi pinjaman 45 persen ada di Himbara, bank swasta 43 persen, bank asing 8 persen. Artinya, hal itu dinilai sudah cukup berimbang.

"Saat ini kita ada pinjaman di suku bunga fixed itu 52 persen dari total pinjaman kita. Perbankan yang tawarkan skema pinjaman paling efisien, itu yang selalu kita manage bagaimana kita menuju ke sana," ujarnya.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement