Namun, sekarang dengan adanya program hilirisasi kini memproduksi dua komponen, yaitu nikel dan kobalt yang diperlukan untuk ekosistem kendaraan listrik.
Berdasarkan data, aliran investasi hilirisasi yang masuk dari adanya program hilirisasi di Maluku Utara pada Januari sampai dengan September 2024 mencapai Rp55 triliun.
"Rp55 Triliun untuk aliran investasi masuk dampaknya adalah pertumbuhan perekonomian Maluku Utara adalah yang tertinggi di seluruh dunia pada 2023 yang lalu, ini 20,49 persen kalau tidak salah," tuturnya.
Yuliot mengharapkan dukungan dari beberapa pihak seperti pelaku usaha untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan hilirisasi. Apalagi kebijakan pemerintah di Kabinet Merah Putih ini yaitu setiap investasi yang masuk harus melibatkan pelaku usaha yang ada di daerah.
"Jangan itu hanya yang besar masuk tanpa keterlibatan pelaku usaha di daerah yang akan menjawab semakin timpangnya kondisi ekonomi yang ada di daerah," kata dia.
(Febrina Ratna)