IDXChannel - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelesaikan pembangunan Sadawarna di Subang, Jawa Barat dengan anggaran Rp2 triliun. Pembangunan tersebut bakal menerapkan 7 konsep Green Natural Recycle untuk menciptakan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Pertama, selama tahap konstruksi bendungan Sadawarna memiliki laboratorium mekanika tanah dan geoteknik secara mandiri sehingga mengurangi waktu pengetesan laboratorium, karena di Indonesia hanya ada 2 (dua) laboratorium untuk pengetesan parameter timbunan yang biasa digunakan.
Kedua, Bendungan Sadawarna akan dioptimalkan fungsinya sebagai sumber pembangkit listrik tenaga surya (solar panel) sehingga tidak hanya memiliki manfaat ketahanan pangan, tetapi juga kemandirian energi untuk operasional. bendungan yang telah selesai konstruksi, dihitung dengan asumsi maksimal luas genangan bendungan yang dapat digunakan untuk PLTS adalah 5%, dan 1 hektar dapat menghasilkan potensi listrik sebesar 1 Mega Watt (MW). Lokasi di genangan nantinya akan dikaji dan dipilih lokasinya.
“Saat ini tengah dihitung kebutuhan solar cell-nya. Kebetulan untuk pemanfaatan saat ini sebagai suplai operasional sekitar 70 ribu Watt, tetapi ke depan tidak hanya internal namun juga eksternal,” kata Kepala BBWS Citarum Kementerian PUPR Bastari pada keterangan tertulisnya, dikutip Selasa (12/7/2022).
Ketiga, Bendungan Sadawarna akan dilengkapi embung kecil sebagai sistem pengelolaan air limpasan dengan mengadopsi konsep natural pond for water treatment. Natural pond ini nantinya akan mencukupi kebutuhan air di lingkungan fasilitas untuk UPB bendungan dengan treatment pengelolaan air secara natural menggunakan chamber - chamber untuk menangkap air limpasan untuk disaring dan diendapkan secara biologis kemudian di dasar kolam menggunakan undergravel treatment.
Air yang di dalam kolam nantinya akan dipompa naik ke dalam tower air di ketinggian 7 meter untuk dapat disalurkan ke dalam gedung-gedung dan rumah secara gravitasi dan air limpasan akan kembali ke chamber dan kolam.
Keempat, pada timbunan main dam Bendungan Sadawarna akan dilengkapi geomet dan ditanam gebalan rumput untuk penanganan hilir bendungan sehingga lebih natural. Bendungan yang berada di Desa Sadawarna, Kecamatan Cibogo, Subang ini didesain memiliki tinggi bendungan 40 meter dengan panjang 933 meter dan lebar puncak 10 meter.
Kelima, dukungan dalam mengedepankan prinsip ramah lingkungan dan berkelanjutan juga dilakukan dengan menyiapkan koridor-koridor sabuk hijau di sepanjang akses jalan lingkar yang nantinya akan dikelola oleh masyarakat sekitar dalam wadah komunitas peduli bendungan.
Selain itu juga sebagai pengarah dari IPPU dan perizinan serta persetujuan dsri BBWS Citarum Kementerian PUPR sepanjang 21,3 km untuk dapat di tanam tanaman keras produktif agar panennya dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Selain itu juga dilakukan penanaman pohon di kawasan lanskap seperti pohon baobab, abar, moringa, gayami bodhi, jengkol, kecapi, mangga seluruh jenis yg ada di indonesia. Jadi fungsi sabuk hijau bukan sekadar mempercantik dari sisi estetika dan lansekap, tetapi juga menyerap karbon.
Selanjutnya juga dilakukan keterpaduan pengelolaan green belt sebagai upaya konservasi sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat setempat tanpa mengganggu fungsi utama bendungan sebagai tampungan air. Area green belt yang disiapkan seluas 93 hektar dengan penanaman pohon yang bernilai ekonomis di antaranya mangga, nangka, alpukat, matoa, petai, duku, kelengkeng, sirsak dan jengkol.
(DES)