IDXChannel - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut, harga beras premium yang diproduksi perusahaan swasta masih sangat tinggi di pasar ritel modern. Hal ini disebabkan oleh pasokan beras yang terbatas.
Ketua Aprindo, Roy Nicholas Mandey mengatakan, kenaikan harga beras premium milik swasta di pasar ritel secara 'gila-gilaan’ juga dilatari oleh tidak berlakunya Harga Eceran Tertinggi (HET). Artinya, beras yang dijual oleh swasta tidak terikat pada aturan pemerintah, yakni HET.
“Sebagai beras premium yang dihasilkan oleh swasta dan tentunya itu market price karena itu memang beras premium yang tidak diatur, tidak ada HET, dan itu diproduksi oleh swasta. Memang dalam hal ini jumlahnya agak terbatas karena belum panen,” ujar Roy saat Market Review IDXChannel, Jumat (16/2/2024).
Menurutnya, penurunan harga beras premium menuju harga normal akan terjadi pada awal April 2024. Hal ini setelah adanya panen raya yang diperkirakan terjadi pada minggu ketiga atau keempat Maret 2024.
Roy menyebut, sekira 3,5 juta ton beras akan dihasilkan pada panen raya bulan depan. Sehingga, pasokan bahan pangan ini diyakini bisa menekan harga beras premium milik swasta di pasar modern.