“Kita akan panen di Maret di minggu ketiga atau keempat Maret (2024) 3,5 juta ton yang berproses di penggilingan, dikemas baru sampai ke ritel di awal April dan itu baru normal lagi semua harga beras premium milik swasta atau diproduksi oleh swasta,” paparnya.
Berbeda dengan harga beras milik swasta, Roy memastikan, harga beras premium milik Perum Bulog justru lebih murah di ritel modern, lantaran terikat dengan Harga Eceran Tertinggi yang diatur negara.
“Kemudian, beras premium yang diproduksi oleh Bulog, sesuai dengan tugas Bulog salah satunya adalah menyerap hasil padi, kemudian digiling, dijual ke ritel dan pasar tradisional, nah kalau ini HET. Kalau beras dari olahan Bulog ini diserap dari petani beras premiumnya HET,” tukas dia.
(FAY)