sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bicara Nilai Tambah, Jokowi: Kita Tidak Boleh Lagi Hanya Jadi Tukang Gali

Economics editor Dita Angga Rusiana
13/10/2021 12:29 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan, bahwa Indonesia tidak akan lagi mengekspor sumber daya alam (SDA) dalam bentuk mentah.
Bicara Nilai Tambah, Jokowi: Kita Tidak Boleh Lagi Hanya Jadi Tukang Gali (FOTO: Ilustrasi/MNC Media)
Bicara Nilai Tambah, Jokowi: Kita Tidak Boleh Lagi Hanya Jadi Tukang Gali (FOTO: Ilustrasi/MNC Media)

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan, bahwa Indonesia tidak akan lagi mengekspor sumber daya alam (SDA) dalam bentuk mentah. Indonesia bukan lagi hanya tukang gali tambang atau hanya sekedar menangkap ikan saja.

Hal tersebut ditegaskan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII dan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII Tahun 2021 Lemhannas RI, di Istana Negara, (Rabu (13/10/2021).

“Tidak bisa lagi kita mengekspor dalam bentuk raw material, dalam bentuk bahan mentah yang tidak memiliki nilai tambah. Kita dapat uang dari itu, iya. Kita dapat income dari situ, iya. Tetapi nilai tambahnya itu yang kita inginkan,” ungkap Jokowi.

Bahkan Jokowi mengingatkan agar Indonesia tidak hanya tukang gali tambang ataupun tukang menangkap ikan saja. Menurutnya kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia harus dimanfaatkan dengan baik di dalam negeri.

“Tapi kalau kita hanya tukang gali kemudian kita kirim keluar, mereka buat smelter di sana kemudian dijadikan barang setengah jadi atau barang jadi kemudian kembali ke sini kita beli. Inilah yang sedikit demi sedikit, tahap  demi setahap harus mulai kita hilangkan. Ga boleh lagi kita hanya jadi tukang tangkap ikan . Ndak. Harus ada industri pengolahan nya di sini,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa booming komoditas tertentu harus dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan nilai tambah. . Menurutnya

“Pada saat kita mendapatkan booming kayu hanya tebang, tebang, tebang tapi ga ada industri perkayuan, ga ada industri permebelan. Sehingga nilai tambahnya juga kita kehilangan kesempatan itu. Sekali lagi kita harus menghasilkan produk yang mempunyai nilai tambah tinggi, yang mengkombinasikan antara pemanfaatan kekayaan alam dengan kearifan dengan teknologi yang melestarikan,” pungkasnya. (RAMA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement