Tahun lalu, Pemerintah AS menjual 180 juta barel minyak dari cadangan strategisnya setelah Rusia menginvasi Ukraina. Perang di Ukraina membuat harga minyak mentah menembus USD100 per barel.
Partai Republik mengkritik keputusan tersebut.Banyak pengamat menganggap langkah tersebut sebagai aksi politik yang dimaksudkan untuk menahan kenaikan harga bensin menjelang pemilihan umum sela.
Rusia baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengurangi produksi sebanyak setengah juta barel per hari untuk membalas sanksi Barat. Meskipun demikian, Uni Eropa mengeklaim manuver Rusia tidak akan berpengaruh banyak.
(WHY)