Dirinya pun menuturkan karena harga yang tidak stabil dan jauh dibawah harga pasar serta hal lainnya seperti kendala waktu, tenaga, dan kemampuan teknologi membuat bapaknya tidak mau menjual kepada tengkulak. Alhasil, ia mempromosikan lapak jualannya melalui link yang dia bagikan.
“Disini kami mencoba untuk menjual langsung hasil panen bapak kami dengan harapan bisa menutup modal dan rasa lelah menanam selama berbulan bulan hingga waktu panen tiba. Buat yang mau beli bisa ke link ini ya https://tokopedia.link/1eqCLkV59ib,” tulis dia.
Senada, pemilik akun @listiana_ra juga mengungkapkan hasil panen cabai buleknya di Demak hanya dihargai Rp2.500 per kilogram (kg). Karena harga yang jauh merosot dan jumlah panen yang melimpah, hingga akhirnya pihak saudara pun turut ulur tangan guna membantu menghabiskan stok panen komoditas tersebut.
“Sama kaya bulekku. Petani cabai merah keriting di Demak. Kemarin masa cuma 2.500/kg. Akhirnya dibeli mbakku dibawa ke Semarang dibagiin ketetangganya,” cuit akun @listiana_ra.
Ternyata, bukan hanya cabai yang mengalami penumpukan stok. Melainkan komoditas terong dan lettuce pun juga demikian. Sayur terong yang ditawarkan di media sosial Twitter dipatok harga Rp1.000 per kilogram (kg), sementara letuce dihargai Rp6.000 per kilogram (kg).