Perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) tersebut sebelumnya mengumumkan rencana untuk memangkas biaya hingga USD4 miliar pada akhir tahun fiskal 2025, termasuk USD1,8 miliar pada tahun fiskal 2024, serta merestrukturisasi jaringan pengiriman
FedEx, saingannya United Parcel Service (UPS), dan perusahaan pengiriman lainnya mengalami lonjakan permintaan selama masa-masa awal pandemi. Namun ketika pembatasan sosial dicabut, tren tersebut berbalik dan juga diperburuk munculnya inflasi tinggi.
FedEx beroperasi di lebih dari 45 negara di Eropa dan mempekerjakan lebih dari 52.000 orang, menurut situs webnya. (WHY)