"Hampir 1,5 tahun menggaji karyawan sebesar 50 persen. Kalau misalkan dihitung UMR katakanlah Rp 3 juta di Kota Batu rata-rata 1 orang, yang mendapatkan gaji 1,5 juta per orang," ungkap Titik.
Ancaman kebangkrutan pun disebut telah membayangi jajaran direksi Jatim Park Grup, padahal selama ini pihaknya bersama direksi dan pekerja lain tak pernah berpikir untuk hal tersebut. Namun dengan sepinya pengunjung apalagi saat ini tutup tak beroperasi dan tak ada pemasukan, bisa saja hal tersebut bakal terjadi.
"Sekarang pun kalau kita buka berapa sih pengunjung yang datang, mengcover enggak Rp 4,5 M tadi, setiap bulan ya kita ngomong tekor ya tekor. Kalau misalkan kita tidak bisa bertahan, belum lagi bisa jadi kita akan menjual beberapa aset kita secara bertahap, kalau sampai dengan akhir tahun ini tidak bisa bertahan. Artinya bangkrut kita harus siapkan itu semua karena memang ini adalah resiko terbesar buat semuanya," terangnya.
"Kita nggak mau sama sekali mem-PHK karyawan, tapi kita harus siap dengan segala kemungkinan. PHK karyawan yang selama ini kita belum pernah memikirkan, dan tidak ada keinginan sama sekali mem-phk karyawan, tetapi mungkin itu adalah salah satu keputusan yang terbaik," tambahnya.
Kondisi yang sama juga dialami obyek wisata Teminal Wisata Grafika Cikole, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat. Salah satu obyek wisata terbesar di Jawa Barat ini juga mulai tak kuat bahkan harus merelakan 12 burung macaw dijual untuk menutupi biaya operasional dan gaji karyawan.