"Kami sedang melakukan lelang, prediksi harganya tidak murah. Begitu PLTS beroperasi 24 jam, nanti hybrid dengan diesel itu prediksinya masih di atas USD20 sen, tetapi dibanding USD32-34 sen sudah lebih murah, karena beroperasi 24 jam," kata dia.
"Dalam 2-3 bulan mendatang lelang akan berjalan dan harapan kami juga kompetisi yang sehat, lelang terbuka, dan transparan, sehingga bisa mendorong adanya inovasi. Ini upaya kami agar ada pembangunan listrik di daerah terpencil, tetapi juga tidak berbasis pada energi yang impor, juga bergeser pada EBT," tutur Darmawan.
Untuk tahap dua, PLN akan mengonversi PLTD sisanya sekitar 338 MW dengan pembangkit EBT lainnya, sesuai dengan sumber daya alam (SDA) yang menjadi unggulan di daerah dengan keekonomian yang baik.
(FAY)