IDXChannel - Pemerintah akan bangun tiga pabrik minyak makan merah pada Januari 2023. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyatakan siap mendanai tiga pabrik tersebut senilai Rp51 miliar.
"Dananya dari BPDPKS kemudian koperasinya dari Kementerian Koperasi ini yang ditugasi untuk mengolah. Biayanya untuk satu pabrik itu Rp 17 miliar lah itu perkembangan yang minyak makan merah," ujar Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman dalam konferensi pers Kinerja Sektor Sawit di Jakarta, Kamis (22/12/2022).
Lebih jelas Eddy mengatakan, saat ini pabrik minyak makan merah dalam proses penyiapan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM). Nantinya, pabrik minyak tersebut akan dibangun di tiga wilayah. Seperti di Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Sumatera (Riau, Jambi, dan Bengkulu).
"Minyak makan merah itu sekarang ini sedang dalam tahap proses penyiapan, yang mengkoordinir adalah kementerian koperasi. Nanti bekerja sama dari BPKS yang merupakan pusat penelitian kelapa sawit itu yang membangun pabrik minyak makan merah itu tadi," terangnya.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (KEMenKop UKM) Teten Masduki mendesak pembangunan pabrik minyak makan merah oleh koperasi untuk segera dipercepat. Hal ini demi merespons kebutuhan minyak goreng di samping minyak makan merah yang potensial memberikan nilai tambah bagi petani sawit.
"Minyak makan merah ini lebih sehat dan punya banyak manfaat. Dengan adanya ini juga dapat memecahkan permasalahan pasokan minyak goreng dan dapat menghadirkan minyak goreng yang terjangkau bagi rakyat," kata MenKop UKM Teten Masduki saat kunjungan kerja ke Medan, Kamis (9/6/2022).
Kemudian, dia mengatakan terkait teknologi untuk menghadirkan minyak makan merah, dia sudah melihat langsung pembuatan minyak makan merah oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Dia pun merasa bahwa teknologi ini akan sangat mudah diterapkan kepada koperasi dan UMKM.
"Saya lihat teknologi untuk hasilkan minyak makan merah sudah ada di PPKS. Skala ekonomis dari teknologi ini bahkan dapat menghasilkan 500 kg minyak makan merah per jam. Saya akan bicara dengan Menteri BUMN agar memproduksi alat ini lebih banyak, supaya ketika piloting kita dapat dukungan teknologi dari PPKS," kata Menteri Teten.
(SLF)