IDXChannel - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat makro industri kosmetik di Tanah Air tengah meningkat pesat. Hal ini sejalan dengan meningkatnya populasi Indonesia yang berusia muda dan kesadaran masyarakat terkait pentingnya menjaga penampilan.
Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansyah, mengatakan, meningkatnya industri kosmetik di dalam negeri perlu ditopang oleh hilirisasi perkebunan kelapa sawit yang pada akhirnya mampu menopang industri kosmetik.
"Kalau kita bicara hilirisasi bila kita klik google dalam 0.25 detik muncul 4.140.000 temuan. Ini menunjukkan betapa saat ini hilirisasi menjadi isu yang penting," ujar Helmi Muhansyah, Kamis (25/4/2024).
Data Kemenko Perekonomian, pertumbuhan jumlah industri kosmetik di Indonesia mencapai 21,94 persen, yakni dari 913 perusahaan pada 2022 menjadi 1.010 perusahaan di pertengahan 2023.
Industri kosmetik nasional juga mampu menembus pasar ekspor, di mana secara kumulatif untuk periode Januari-November 2023 mencatat nilai ekspor produk kosmetik, wewangian, dan essential oils mencapai USD770,8 juta.
"Dengan komposisi 9.546 industri kosmetik lokal yang merupakan Industri Kecil dan menengah, industri ini tercatat mampu menyerap tenaga kerja sekitar 59.886 orang pada tahun 2022," paparnya.
"Ini lah kenapa adanya sektor kosmetik masih menjadi peluang yang sangat besar bagi pelaku perkebunan kelapa sawit. Kita berharap pengembangan UKMK sawit terus berkembang sehingga menciptakan produk-produk hilirisasi dari kelapa sawit," beber dia.
Untuk melahirkan produk berbasis kelapa sawit, BPDPKS menggandeng Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia. Keduanya melakukan penandatanganan MoU untuk hilirisasi kelapa sawit bagi industri kecantikan.