Menurut Jokowi, kebutuhan beras secara nasional saat ini telah mencapai sekitar 31 juta ton. Jika kemudian persediaan yang ada ternyata dirasa kurang, maka perlu segera dipikirkan bagaimana cara menanggulanginya.
"Tapi kalau produksi petani banyak, kita tenang," tutur Jokowi.
Sementara, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menerangkan bahwa sebagai upaya stabilisasi harga selama bulan Ramadan, pihaknya tengah menerapkan kebijakan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang berlaku dalam rentang waktu tertentu.
dijelaskan Arief, program pemerintah ini bertujuan untuk memberikan ruang agar persediaan beras dengan harga perolehan yang masih tinggi dapat dilepaskan ke pasar sepenuhnya.
"Jadi relaksasi HET ini untuk beras premium, dari tanggal 10 Maret sampai 23 maret. Kenaikannya Rp 1.000 per kilogram (kg). Ini karena sebelumnya harga GKP kan lumayan tinggi," ujar Arief.
Kemudian seiring berjalannya panen dalam negeri, menurut Arief, maka harga gabah akan mulai terkoreksi sekitar dua hingga tiga minggu ke depan.
"Sehingga dirasakan perlu relaksasi ini. Sampai dengan nanti stok lama yang dengan perolehannya masih dengan harga lebih tinggi, bisa kita flat out dengan lebih cepat," tegas Arief. (TSA)