sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Saham Global Melesat Jelang Rilis Data Pekerja AS

Economics editor Febrina Ratna
05/08/2022 14:13 WIB
Bursa saham global cenderung bergerak menguat pada perdagangan Jumat (5/8/2022). Salah satu sentimennya yaitu data pekerja Amerika Serikat (AS).
Bursa Saham Global Melesat Jelang Rilis Data Pekerja AS. (Foto: MNC Media)
Bursa Saham Global Melesat Jelang Rilis Data Pekerja AS. (Foto: MNC Media)

Meski begitu,  data ketenagakerjaan AS belum dirilis sehingga investor menunggu untuk melihat dampak laju kenaikan suku bunga Federal Reserve AS yang agresif terhadap pelambatan pertumbuhan ekonomi.

Nonfarm payrolls diperkirakan meningkat 250.000 pekerjaan bulan lalu, setelah naik 372.000 pekerjaan di bulan Juni. Di sisi lain, saham dan treasury AS pada pekan lalu naik karena pasar memutuskan The Fed mungkin menaikkan suku bunga kurang agresif karena kekhawatiran tentang resesi dan harapan perlambatan inflasi.

Meskipun, banyak pembuat kebijakan Fed telah mendorong kembali saran tersebut minggu ini. "Kami sedang menunggu untuk melihat perlambatan di pasar tenaga kerja, jadi jika kami kehilangan besar, itu akhirnya akan mengonfirmasi pasar tenaga kerja yang melambat, dan kami akan melihat beberapa reli lagi di treasury AS," kata Prashant Bhayani, kepala petugas investasi untuk Asia di BNP Paribas Wealth Management, dikutip dari Reuters pada Jumat (5/8/2022).

Bhayani  mengatakan kelas aset lainnya sudah menunjukkan perlambatan. Seperti pasar obligasi yang berpeluang menurun cukup dalam, serta pasar ekuitas yang fokus pada data tenaga kerja.

Bagian yang diawasi ketat dari kurva imbal hasil treasury AS yang mengukur kesenjangan antara imbal hasil pada catatan treasury 2 tahun dan 10 tahun mencapai 39,2 basis poin dalam semalam, inversi terdalam sejak tahun 2000. Kurva terbalik sering dipandang sebagai pertanda resesi.

Pada Jumat pagi, imbal hasil 10 tahun mencapai 2,6936% dan imbal hasil 2 tahun sebesar 3,0531%, meninggalkan kesenjangan yang cukup besar di antara keduanya dengan 36 basis poin. Hal itu menunjukkan pertumbuhan ekonomi bisa melambat.

(FRI)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement