"Kami membentuk 7 tim di masing-masing kecamatan ada petugas dari kami. Dan itu kita lakukan pemeriksaan kalau nggak ada terindikasi, teman-teman di lapangan melaporkan. Setiap ada kejadian indikasi kalau tidak, tidak dilaporkan," ujarnya.
"Karena virus ini nggak kelihatan, ada yang sakit itu, penanganan terus dengan peternak, peternak sudah punya kontak person (petugas kesehatan hewan) baik saat sakit, mau disuntik inseminasi buatan," tambahnya.
Ia juga terus menyosialisasikan kepada peternak untuk melakukan pembersihan kandang sapi dan kambing secara rutin, dengan bio security dan bio safety, meliputi penyemprotan disinfektan, pemberian vitamin kepada hewan ternak.
"Peternak sudah biasa penanganan penyakit itu sudah biasa yang luka dikasih antibiotik, ditambah lagi vitamin, dikasih obat, beberapa sembuh. Bagi yang belum (terpapar PMK) kandang-kandang (hewan ternak) dilakukan bio security bagi kandang dan ternaknya bio safety, terus mengurangi kali lintas. Terus juga bagi yang terindikasi agar dipisahkan, itu yang kita edukasi kepada para peternak," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan ada 102 ekor sapi di dua dusun di Desa Sumberagung, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang yang terpapar penyakit mulut dan kulit (PMK) dalam rentang waktu beriringan hingga Rabu 11 Mei 2022. Temuan kasus PMK itu kian menambah jumlah kasus PMK yang terdapat di Kabupaten Malang sebanyak 122 ekor yang tersebar di lima kecamatan yakni Kecamatan Wajak, Gondanglegi, Singosari, Bululawang, dan Ngantang.