Bangun Komunitas Kopi di Sulut
Perkembangan UMKM kopi di Tomohon ini tak serta merta dikerjakan sendiri oleh Monchi. Dia ternyata kerap melakukan pelatihan ke anak-anak muda di Sulut untuk belajar meracik kopi.
"Jadi sebenarnya sebelum saya terjun ke kebun itu, saya buat pelatihan-pelatihan ke anak-anak muda. Jadi ada beberapa kafe, bahkan yang sekarang udah ada mobil kafe, itu mereka belajar di sini, kita edukasi," kata dia.
Monchi melanjutkan, selain berbisnis tujuan utamanya yakni membangun ekosistem kopi di Sulawesi Utara.
"Tujuan saya awalnya cuma buat ekosistem kopi. Karena cuma dengan ada ekosistemnya, usaha kopi ini bisa berjalan. Petani bisa supply kopinya nanti ketika dia produksi banyak, dia sudah tau hilirnya harus bawa ke siapa," kata dia.
"Makanya waktu sebelum ke petaninya, saya ngajar ke anak-anak muda, terlebih khusus soal bagaimana jadi barista, gimana soal gramasi di kopi. Lebih ke hilirnya sih," lanjut Monchi.
Kembalikan Kejayaan Kopi Sulut
Lebih lanjut Monchi mengatakan, kopi ternyata menjadi salah satu komoditas unggulan di Sulut. Hal itu terjadi di sekitar tahun 1950 hingga 1960.
"Kalau menurut sejarah ya, sebenarnya kopi juga salah satu komunitas unggulan di Sulawesi Utara. Cuma memang ya, mungkin sama. Di daerah Indonesia yang lain, ketika di tahun 60-an atau 50-an, kopi pada ditebang dengan masuknya program-program hortikultura, seperti itu. Sebenarnya secara sejarah kita sama," katanya.
"Justru dulu yang lebih banyak di ekspor, sesuai sejarahnya, Kita saat ini hanya mengembalikan apa yang pernah terjadi dulu. Makanya kita untuk gimana bersaingnya nanti sama petani hortikultura, kita justru ngajak petani hortikultura yang mau tanam kopi, ayo," kata dia.
(Nur Ichsan Yuniarto)