Rahmad menyebut, penambahan jumlah pabrik sejalan dengan arahan Kementerian BUMN selaku pemegang saham Pupuk Indonesia. Pabrik tersebut masuk dalam proyek strategi nasional (PSN) lantaran bisa memproduksi 2 juta ton pupuk per tahun, terdiri dari Amoniak dan Urea.
Menurutnya, penambahan jumlah pabrik pupuk ini untuk merealisasikan ketahanan pangan nasional yang didorong Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Salah satu strategi Jokowi membangun pabrik-pabrik pupuk di Indonesia untuk ketahanan (pangan) nasional, pabrik pupuk di Papua Barat total produksi 2 juta ton terdiri dari Amoniak dan Urea ini merupakan PSN," katanya.
Dia memastikan, bila pabrik di Papua Barat sudah beroperasi, maka kapasitas produksi dari seluruh pabrik yang dimiliki PKT mampu memenuhi 80 persen kebutuhan pupuk Urea secara nasional. Kebutuhan ini diproyeksi terjadi pada 2030.
Pada periode tersebut, kebutuhan pupuk Urea diperkirakan mencapai 6-7 juta ton per tahunnya.