IDXChannel - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri berharap presiden selanjutnya dalam meningkatkan rasio pajak terhadap Gross Domestic Product (GDP). Meski demikian, opsi pemerintah ke depannya masih terbatas di mana presiden tersebut harus mengurangi gap dengan menaikkan tabungan domestik.
"Maka saya ingin mengatakan siapapun yang terpilih sebagai presiden pada 2024-2029 dan ke depan harus meningkatkan penerimaan pajak agar rasio tax GDP mengalami peningkatan," kata Chatib dalam Bank BTPN Economic Outlook 2024, Rabu (22/11/2023).
Chatib juga mengatakan ekonomi harus dipercepat. Menteri Keuangan era Susilo Bambang Yudhoyono menerangkan konsep konsep teori ekonomi yakni ICOR atau incremental capital-output ratio.
Jika Indonesia ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, maka Indonesia butuh tambahan investasi. Tambahan itu bisa diperoleh dari lewat tabungan domestik maupun luar negeri untuk menggenjot PDB.
"Masalahnya, investasi terhadap PDB ini butuh uang, tidak bisa invest kalau nggak ada uang. Sumber pembiayaannya bisa dari domestik atau luar," ujarnya.
Di dalam negeri, Chatib menjelaskan hingga saat ini jumlah tabungan domestik hanya 36%. Sedangkan kebutuhan kebutuhan investasi Indonesia lebih tinggi atau sekitar 47% terhadap PDB. Alhasil, ia menjelaskan investasi dari luar juga perlu dicari.
"Ada gap atau kebutuhan yang uangnya gada dari domestik dan itu harus luar. Itu besarnya 11% dari GDP atau sekitar Rp 1.800 triliun tambahan kekurangan. Masalahnya, investasi terhadap PDB ini butuh uang, tidak bisa invest kalau tidak ada uang," sambungnya.
Chatib melanjutkan, opsi yang kedua adalah karena ada gap tabungan domestik, maka mungkin harus dibiayai melalui penanaman modal asing.
"Gak bisa portofolio karena kalau uangnya masuk bisa keluar lagi, kalau PMA di sektor ekspor oriented revenuenya juga dolar itu naturally hatch," ungkap dia.