China, sebagai importir terbesar minyak mentah di dunia, mengandalkan impor untuk hampir tiga perempat kebutuhannya. Negara tersebut juga telah menginvestasikan miliaran dolar untuk mempertahankan volume produksi minyak mentah domestik di atas 4 juta barel per hari. Level angka tersebut dianggap ideal untuk mendukung aktivitas manufaktur dan layanan militer.
Sejumlah perusahaan minyak negara selama bertahun-tahun berupaya untuk melakukan pengeboran dengan kedalaman lebih dalam di darat. Mereka juga mempercepat pengembangan ladang minyak lepas pantai. Hasilnya, China berhasil mencatatkan pertumbuhan produksi migas sebesar 2 persen per tahun sejak 2018.
Namun, perusahaan-perusahaan milik negara juga dihadapkan pada tantangan penurunan produksi di lapangan-lapangan migas raksasa yang sudah tua. Mereka juga berhadapan dengan kendala geologis dan biaya dalam ekstraksi sumber daya minyak serpih dan gas yang mahal.
(DKH)