IDXChannel - Hasil rilis data ekonomi China terbaru menunjukkan nilai produksi industri mencapai 6,4% (YoY) pada Juli 2021 dan penjualan ritel China meningkat 20,7% tembus USD540 M menurut Biro Statistik Nasional (NBS) China, Senin (16/8/2021).
Namun angka tersebut terhitung melambat dibandingkan pada Juni 2021 yang mencapai 8,3% dan meleset dari ekspektasi awal 7,8%.
Sementara penjualan ritel dilaporkan mencapai 3,49 triliun yuan atau USD540 miliar pada Juli 2021 atau 8,5% pada Juli 2021, tetapi masih jauh lebih rendah dari bulan Juni yang mencapai 12,1% dan meleset dari perkiraan kenaikan 11,5%.
Pada periode Januari - Juli, penjualan ritel China meningkat 20,7% (YoY), dengan pertumbuhan rata-rata selama dua tahun mencapai 4,3%.
Meskipun ekonomi China terpantau pulih kembali dengan tingkatan pertumbuhan seperti masa pra-pandemi, namun ekspansi bisnis cukup terhambat mengingat ongkos yang besar dan minimnya pasokan muncul di tengah cuaca buruk dan bencana yang melanda Negeri Tirai Bambu itu.
Ditambah, angka infeksi Covid-19 varian delta membuat sejumlah wilayah dilakukan pembatasan baru yang mengganggu rantai produksi industri.
Juru bicara NBS, Fu Linghui mengatakan bahwa pemulihan ekonomi China tidak merata disebabkan wabah Covid-19 yang sporadis dan amukan bencana alam.
"Pemulihan ekonomi domestik masih menghadapi banyak tantangan dan meningkatnya kendala produksi," kata Fu, dilansir Reuters, Senin (16/8/2021).
Baru-baru ini, China memperketat pembatasan sosial untuk memerangi wabah COVID-19 di beberapa kota. Kebijakan ini menjadi pukulan telak bagi sektor jasa, terutama transportasi dan perhotelan.
China juga menghadapi cuaca buruk di beberapa provinsi, seperti di provinsi Henan yang memiliki rekor curah hujan tinggi pada bulan lalu, menyebabkan banjir dan menewaskan lebih dari 300 orang.
(IND)