IDXChannel - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran menilai, kebijakan tata niaga beras yang lebih longgar seperti impor yang terencana, sebenarnya akan dapat menghindari kondisi seperti saat ini. Sehingga ketahanan pangan nasional tidak terancam.
“Impor beras yang terencana dan didasarkan atas perkiraan produksi dan harga di dalam negeri, dan bukan impor yang sifatnya reaktif, akan dapat mencegah terjadinya ancaman kekurangan stok beras nasional Perum Bulog seperti yang terjadi sekarang ini,” ujar Hasran, Jumat (9/12/2022).
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi telah memperingatkan bila Perum Bulog tidak bisa menambah stok beras hingga 1,2 juta ton sampai akhir tahun dari stoknya yang sebesar hampir 600 ribu ton per 22 November 2022, maka akibatnya akan sangat berbahaya bagi stabilitas pangan nasional.
Apalagi mengingat stok Bulog yang sudah rendah ini pasti akan terus turun karena fungsinya mengintervensi pada kondisi tertentu, saat harga tinggi atau ada kejadian luar biasa seperti bencana gempa di Cianjur baru-baru ini.
Penyerapan beras Bulog, menurut Arief, seharusnya dilakukan di semester satu dan bila dilakukan sekarang, menyerap 1,2 juta ton beras akan sulit karena tingginya harga gabah di pasar.