Luhut menuturkan, pabrik yang menjadi percontohan banyak perusahaan itu mampu mengolah banyak sampah plastik dari hasil pengumpulan untuk menjadi rPET Pellets sebanyak 25.000 toh per tahun. Ia berharap jumlah tersebut bisa ditingkatkan dua kali lipat menjadi 50.000 ton per tahun.
“Keberadaan (pabrik daur ulang) ini sudah bagus sekali, kapasitas hemat saya perlu ditingkatkan karena ini masih 25.000 ton per hari, kalau bisa tahun depan kita dobel (kapasitasnya),” katanya.
Menurut Luhut, pengolahan sampah untuk menjadi rPET Pellets ini penting dilakukan. Sebab, ia sangat menyoroti permasalahan sampah daur ulang yang berserakan di laut lepas yang mengakibatkan pencemaran dan membahayakan generasi penerus bangsa.
“Karena hemat saya plastik ini berbahaya, tapi juga dibutuhkan, karena bisa ke laut, dimakan ikan, ikan dikonsumsi kita, utama yang berbahaya pada ibu-ibu yang bisa hamil karena anaknya bisa cacat, kita tidak mau generasi cacat Indonesia ini,” tandas Luhut.
(DES)