IDXChannel - Seorang penyelidik Argentina bernama Pedro Filipuzzi membuat geger dengan penemuan yang mengejutkan.
Diberitakan The Telegraph, pada Sabtu (6/5/2023), Filipuzzi menemukan dokumen yang diklaim para peneliti sebagai file yang mengungkap nama 12 ribu orang Nazi yang menyamar yang tinggal di negara Amerika Latin selama tahun 1940-an.
Sebanyak 12 ribu orang ini memiliki rekening bank di lembaga pemberi pinjaman terkemuka Swiss yakni Schweizerische Kreditanstalt, yang kemudian dikenal dengan nama Credit Suisse.
Filipuzzi menyerahkan dokumen setebal lebih dari 500 halaman itu ke Simon Wiesenthal Center (SWC), sebuah organisasi hak asasi manusia yang dikenal melacak eksistensi Nazi. Grup tersebut sempar mengumumkan materi tersebut pada awal 2020 lalu.
Tuduhan SWC ini meledak dan menuduh bank Swiss tersebut masih menyimpan rekening-rekening tidak aktif yang sebelumnya dirahasiakan yang menyimpan aset-aset yang dijarah dari para korban Holocaust.
Credit Suisse meluncurkan penyelidikan sebagai tanggapan atas tuduhan tersebut. Bank ini pada bulan lalu sempat mengatakan tidak menemukan bukti yang mendukung tuduhan SWC di mana banyak orang Nazi yang terdapat dalam daftar pemilik rekening di Credit Suisse selama pemerintahan Adolf Hitler.
Namun, komite senat AS menolak posisi Credit Suisse dan malah menuduh pemberi pinjaman Swiss tersebut menghalangi penyelidikannya sendiri.
Setelah investigasi mendalam, komite senat AS disebut memperoleh laporan internal bank yang mengklaim bahwa Credit Suisse mengelola lebih dari 100 akun Nazi yang sebelumnya tidak diketahui.
Credit Suisse kemudian berusaha untuk mendiskreditkan laporan tersebut, mengklaim bahwa laporan tersebut memiliki banyak kesalahan faktual dan didasarkan pada pemahaman fakta yang tidak lengkap.
Di tengah gonjang-ganjing perbankan yang belum mereda, kasus ini bisa saja semakin membebani citra Credit Suisse.
Diketahui bank ini baru saja diakuisisi oleh UBS pada April lalu setelah kejatuhan dramatis perbankan AS.
UBS sepakat untuk untuk membeli Credit Suisse senilai USD3,2 miliar atau setara Rp 47 triliun (Kurs Rp 14.702,5 per USD).
Kinerja saham Credit Suisse sepanjang tahun ini juga kurang terlalu menggembirakan. Saham Credit Suisse anjlok 73,21% secara year to date (ytd).
Skandal Emas Nazi
Sistem perbankan di Swiss terkenal dengan tingkat keamanan yang tinggi karena undang-undang kerahasiaan banknya.
Pada 1934, pemerintah Swiss mengesahkan Undang-Undang Perbankan baru, yang melarang pengungkapan informasi rekening kepada pihak ketiga tanpa persetujuan klien dan mengizinkan pembuatan rekening bank tanpa nama.
Hal ini memungkinkan orang-orang Yahudi yang teraniaya membuka rekening untuk menyembunyikan aset mereka, tetapi juga membuka pintu bagi Nazi untuk menjadi nasabah berkat status netral negara tersebut dalam Perang Dunia II.