Nyatanya, produksi daging sapi sangat menguras sumber daya, membutuhkan banyak lahan, air, dan sumber daya energi. Sapi juga menghasilkan metana selama proses pencernaannya, gas yang memiliki potensi pemanasan 27-30 kali lebih tinggi daripada CO2 dalam jangka waktu 100 tahun.
Di posisi kedua sebagai makanan nabati yang memiliki dampak lingkungan terbesar adalah cokelat hitam (dark chocolate).
Sebagian besar emisi dark chocolate berasal dari perubahan tata guna lahan, seperti penggundulan hutan yang dapat mengubah keseimbangan emisi gas rumah kaca dan mengurangi kapasitas bumi untuk menyerap CO2.
Data menunjukkan bahwa produk hewani tidak hanya lebih boros karbon tetapi juga lebih boros air daripada produk nabati.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menyatakan bahwa lebih dari dua pertiga pengambilan air tawar di dunia digunakan untuk produksi pangan.