Pada akhirnya, masyarakat juga masih susah untuk mendapatkan rumah dengan harga yang lebih murah karena dibantu lewat program pemerintah karena kurangnya sosialisasi
"Misalnya FLPP juga sosialisasi masih terbatas, orang yang butuh tapi akses masih terbatas, ada Tapera, dana abadi, jadi saya pikir, tidak perlu lah kita bermain-main dengan program. Apa yang ada dijalankan dengan maksimal, karena saya lihat belum maksimal," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mendorong pembentukan dana abadi perumahan. Tujuannya untuk meningkatkan kemudahaan bagi masyarakat atas kepemilikan rumah.
Direktur Pembiayaan Perumahan Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Haryo Bekti Martoyoedo menjelaskan dari dana abadi perumahan ini nantinya akan dihimpun dari berbagai sumber. Seperti dari APBN atau APBD, iuran pekerja, pemberi kerja, dana hibah, hingga dana CSR.
Sumber dana tersebut nantinya akan dihimpun dan dikelola oleh satu badan sendiri untuk dikelola melalui instrumen investasi. Nantinya imbal hasil investasi tersebutlah yang akan membantu pendanaan bagi masyarakat untuk membeli rumah, seperti subsidi bunga, DP, atau yang lainnya.