Bapanas mencatat stok Bulog per hari ini di bawah target 1,2 juta ton, yaitu hanya 650 ribu ton. Sebenarnya, Arief bilang, target penyerapan beras yang ditugaskan pada Bulog sebesar 1,5 juta ton. Namun pemerintah telah mengoreksi target menjadi 1,2 juta ton lantaran saat ini harga gabah dan beras tengah meroket.
Kepala Bapanas pun menjelaskan saat ini harga gabah di tingkat produsen dan harga beras di tingkat konsumen terus meningkat sejak Juli 2022. Harga gabah kering panen atau GKP naik sebesar 15,7 persen dan harga beras medium naik 4,26 persen.
Soal harga beras yang naik, Arief menjelaskan itu karena ada kesetimbangan baru akibat ada kenaikan BBM beberapa bulan lalu. Selain itu, terjadi kenaikan biaya produksi, seperti komponen pupuk.
Karena itu, Perum Bulog kesulitan untuk menyerap gabah di petani karena terhambat biaya yang dimiliki. "Bulog biasanya untuk menerima Rp 8.300 per kilogram sangat mudah, hari ini sudah tidak bisa," tutur Arief.