IDXChannel - Kenaikan harga telur ayam terus menjadi bahan perbincangan masyarakat. Sebab, naiknya barang pokok ini bukan hanya berdampak pada ibu rumah tangga, namun juga pelaku usaha makanan. Lantas, apa yang membuat harga di tingkat eceran mahal?
Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra menerangkan, kenaikan harga telur ayam ras di tingkat eceran terjadi akibat kenaikan harga di tingkat peternak sejak Mei 2022 yang menyentuh Rp24.000 per kg.
"Harga telur ayam ras selanjutnya terus meningkat hingga saat ini. Sementara harga jual di tingkat peternak dipengaruhi oleh tingginya Harga Pokok Produksi (HPP) peternak yang saat ini berkisar Rp21.000-Rp22.000 per kg," papar Syailendra dikutip dari keterangan resminya, Kamis (25/8/2022).
Sambungnya, sedangkan tingginya HPP peternak tersebut dipengaruhi tingginya harga bahan baku pakan (sekitar 65% dari HPP), baik yang berasal dari dalam negeri seperti jagung, maupun bahan baku asal impor seperti soy bean meal (bungkil kedelai) dan meat bone meal (tepung tulang dan daging).
"HPP tersebut kemudian mempengaruhi harga jual pada tingkat peternak dalam kondisi normal berkisar Rp22.000-Rp24.000 per kg, yang kemudian berakibat pada harga eceran telur ayam ras yang seyogyanya berada pada kisaran Rp27.000-Rp28.000 per kg," jelas Syailendra.
Lebih lanjut Syailendra mengungkapkan, pada periode Februari-Maret 2022, harga telur ayam ras di tingkat peternak sempat menurun, itu membuat para peternak ayam petelur melakukan afkir dini (pengurangan populasi) hampir 30% untuk mengurangi beban produksi dan kerugian.
“Replacement stock ayam petelur di kandang peternak pasca afkir dini membutuhkan waktu beberapa bulan sebelum kembali ke performa yang baik, sehingga pasokan telur ayam ras saat ini pun dapat dikatakan belum kembali normal,” kata Syailendra.
Oleh sebab itu, Syailendra mengimbau para peternak maupun pedagang agar dapat turut serta mendukung pemerintah untuk menahan dan meredam laju kenaikan harga telur ayam ras.