Airlangga menambahkan, Bank Sentral UE juga sudah mengingatkan negara-negara anggotanya untuk memelihara tingkat defisit anggaran di bawah 3 persen.
“Anda bisa lihat negara Jerman, Prancis, Italia, itu (defisitnya) antara 5 persen sampai 7 persen, dan Indonesia di bawah 3 persen, jadi tidak perlu panik. Mereka sudah dapat peringatan dari Bank Sentral UE kalau negara-negara UE harus ikut seperti negara-negara Asia,” ucapnya.
Selain kemampuan menjaga fundamental ekonomi Indonesia agar tetap kuat menjadi hal yang terpenting, Airlangga meyakini bahwa kebijakan perekonomian pemerintah di tahun depan masih akan tetap sejalan dengan kebijakan yang ada saat ini.
Kemudian, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 tercatat surplus USD2,93 miliar dan mampu melanjutkan tren surplus selama 49 bulan berturut-turut. Meski tereduksi dengan defisit sektor migas, surplus neraca perdagangan tersebut didukung oleh surplus sektor non migas sebesar USD4,26 miliar.
Peningkatan ekspor non migas Indonesia pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 diikuti dengan meningkatnya nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama, seperti China, Amerika Serikat, dan Jepang. Selain itu, ekspor Indonesia ke ASEAN dan UE juga mengalami kenaikan.