IDXChannel - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan bahwa pelebaran defisit APBN 2026 menjadi 2,68 persen merupakan langkah yang disengaja.
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk menambah alokasi dana ke daerah, yang merupakan aspirasi masyarakat untuk meredam kerentanan sosial yang timbul akibat kenaikan pajak daerah yang terlalu tinggi.
"Jadi kita nggak ada gunanya menghemat uang, kalau keributan di mana-mana dan kita nggak bisa ngebangun. Ini sepertinya rugi, tapi sedikit nanti untungnya banyak ketika ekonomi stabil," ujar Purbaya usai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (19/9/2025) malam.
Purbaya menilai, meskipun terlihat merugikan di awal, langkah ini akan memberikan keuntungan besar di kemudian hari saat ekonomi menjadi stabil.
Adapun Purbaya mengaku dirinya adalah orang yang "pelit" dan tidak akan mengeluarkan uang tanpa alasan yang kuat.
"Saya bukan orang baik, saya orang pelit. Ketika saya kasih uang, saya orang baik, bukan saya orang pelit. Jadi kalau saya ngeluarin uang, saya pengen return yang besar," katanya.
Menkeu ini juga melihat penambahan anggaran ke daerah sebagai investasi untuk mencegah keributan dan memastikan pembangunan nasional berjalan lancar, yang pada akhirnya akan meningkatkan penerimaan pajak.
Meskipun pelebaran defisit menyebabkan target pembiayaan anggaran naik, Purbaya tidak khawatir. Ia menyebut pembiayaan dapat dilakukan melalui penerbitan surat utang atau penggunaan SAL.
Purbaya optimistis, dengan prospek ekonomi Indonesia yang baik, surat utang pemerintah akan diburu oleh investor.
"Jadi Anda nggak usah takut. Anda mau beli juga?" Pungkas Purbaya.
Berdasarkan data yang diungkapkan dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR, Kamis (18/9) lalu, defisit APBN 2026 naik dari 2,48 persen PDB menjadi 2,68 persen PDB.
Kenaikan ini terjadi karena target belanja negara naik dari Rp3.792,4 triliun menjadi Rp3.842,7 triliun, sementara target pendapatan negara tetap di Rp3.153,6 triliun. (Wahyu Dwi Anggoro)